– Kawan Puan, pelaksanaan PPKM Darurat dan melonjaknya kasus Covid 19 membuat sekolah terpaksa dilakukan secara daring. Untuk itu, kita sebagai orang tua perlu menjaga anak tetap senang belajar di rumah. Menjaga anak tetap senang belajar di rumah memang diaku psikolog Ifa H. Misbach bukanlah hal yang mudah pada Media Talk “Anak Sehat dan Bahagia Meski di Rumah Aja” Jumat (2/7/2021).
Bagi orang tua sendiri, banyak kesulitan yang perlu dihadapi yaitu: Anak sulit berkonsentrasi Susah menjaga mood anak
Anak mudah bosan Anak sulit memahami materi pelajaran Anak lebih suka bermain daripada mengerjakan tugas
Sulit membagi waktu antara bekerja dan sekolah anak Suasana di rumah kurang mendukung Sementara bagi anak, kesulitan yang mereka hadapi seperti berikut:
Mengantuk setelah 30 menit Lupa mengerjakan tugas Bosan karena terus menatap layar dan duduk terlalu lama
Merasa pusing Nah berangkat dari kesulitan di antara anak dan orang tua tersebut, lantas bagaimana caranya menjaga anak tetap senang belajar di rumah? Menurut Ifa, interaksi antara anak, guru dan orang tua penting sekali untuk menentukan pengalaman belajar.
“Jangan sampai (ketika sekolah di rumah) anak hanya dapat pengalaman dimarahin aja, ditegur aja dari orang tua. Jadi anak bisa jadi dapat asosiasi kalau belajar itu membosankan karena tidak dapat pengalaman belajar yang menyenangkan” ungkap Ifa. Lebih lanjut Ifa juga mengajak para orang tua untuk menjalankan fungsinya sebagai pendidik di rumah. Fungsi sebagai pendidik tersebut meliputi pelatih emosi anak, di mana orang tua perlu turut melatih mental anak untuk growth , mandiri dan menemukan potensi dirinya.
Nah untuk bisa melatih emosi anak, Ifa menyarankan agar kita sebagai orang tua selesai dulu dengan emosi kita. Caranya dengan mengubah mindset pandemi dan sekolah di rumah dari tuntutan yang berat menjadi tantangan yang perlu dilewati bersama anak. “Kita udah harus masuk ke fase penerimaan ya, bukan lagi denial,” tambahnya.
Kemudian Ifa juga menjelaskan cara “C Before C” sebagai cara lain untuk menjaga anak tetap senang belajar di rumah. “Kita udah connection enggak sebelum correction ? Kita lebih banyak negur, menasihati enggak dibandingkan dengan connect dulu batinnya (dengan anak),” terang Ifa. Menurut Ifa, selama orang tua lebih dominan correction atau mengoreksi anak daripada terhubung dengan anak, cara apapun akan sulit dilakukan.
“Selama kita lebih dominan mengoreksi atas nama apapun, selama kita belum connect, it doesn’t work ,” ungkapnya. Lalu bagaimana caranya agar orang tua terhubung dengan anak? Jawabannya adalah perbanyak waktu bermain dengan anak, Kawan Puan!
“Cara untuk terhubung dengan anak yang paling mudah, dan murah, gratis, enggak pakai uang, kita udah main belum sama anak? Karena menurut Neil Postman, jangan kamu cabut anakmu dari dunianya kecepetan,” terangnya. Aktivitas bermain dengan anak menjadi penting karena bermain bisa memecah kebekuan antara anak dan orang tua lo, Kawan Puan! “Karena bermain adalah makanan otak anak. Nah anak itu butuh partner main dan the best partner main adalah orang tuanya,” jelas Ifa. (*)
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.